Tuesday, March 29, 2011

Konseling Populasi Khusus

Studi Kasus terhadap Layanan Konseling
Konseling untuk Populasi Khusus
bagi Siswa Tunanetra di SMTA Reguler

I. Pendahuluan
Orang yang tunanetra sering sekali digambarkan sebagai tak berdaya, tidak mandiri dan menyedihkan, sehingga terbentuk persepsi purbasangka (prejudice) di kalangan masyarakat awas bahwa orang tunanetra itu patut dikasihani, selalu butuh perlindungan dan bantuan. Dodds (1993) mengemukakan bahwa persepsi negatif tentang ketunanetraan tersebut sering sengaja dipertahankan dan diperkuat oleh badan-badan amal demi menggugah hati banyak orang untuk berderma. Hal yang serupa sangat sering kita jumpai di dalam masyarakat kita, di mana pencari derma berkeliling dari rumah ke rumah dengan mengatasnamakan tunanetra. Citra tunanetra yang digambarkan oleh para pencari derma tersebut bahkan diperkuat oleh pemandangan yang sering dijumpai di banyak pusat keramaian di mana orang tunanetra yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan, rehabilitasi atau latihan yang sesuai dengan kebutuhannya terpaksa harus menggantungkan dirinya pada belas kasihan orang lain. Sangat jarang orang awas bertemu dengan model peran tunanetra yang positif dalam wujud orang tunanetra yang kompeten dan mandiri. Di samping itu, media, seni rupa, literatur dan drama lebih sering menampilkan citra ketunanetraan yang negatif, yang cenderung

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosi adalah “kemampuan untuk menyingkapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami dan mengelolanya”.  
Kecerdasan Emosional memiliki 4 Dimensi yaitu:
1.      Mengenali, menerima dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional)
Caranya:
ü  Mampu membaca emosi yang tergambarkan pada wajah, suara, gerak anggota badan, alunan musik, intisari cerita atau hikayat, dan juga mampu mengungkapkan emosi-emosi ini dengan baik.
ü  Mampu membedakan emosi orang lain, bentuk dan tulisan, baik melalui suara, ekspresi wajah, dan tingkah laku.
ü  Mampu membedakan emosi yang jujur dan emosi yang dibuat-buat, atau emosi yang biasa dan mendalam.   

2.      Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual    
Caranya:
ü  Mampu mengaitkan emosi tertentu dengan tindakan – responsif akal. Misalnya, jika hidung mencium bau, mata melihat warna atau melihat gambar, maka emosi kita memberikan tanggapannya. Atau dengan kata lain, kita mampu mengaitkan emosi dengan kegiatan berpikir, memberikan penilaian, atau memecahkan suatu masalah.
ü  Mampu memasukkan emosi dalam kegiatan intelektual untuk menganalisa atau memaham

Gangguan Khayalan (Delusional Disorder)

DEFINISI
Gangguan Khayalan (Delusional Disorder)
Gangguan khayalan ditandai dengan satu atau lebih keyakinan palsu yang berlangsung setidaknya 1 bulan. Gangguan khayalan biasanya pertama kali mempengaruhi orang di pertengahan atau akhir kehidupan orang dewasa. Khayalan cenderung tidak aneh dan berhubungan dengan situasi yang bisa secara masuk akal terjadi dalam kehidupan nyata, seperti diikuti, diracuni, terinfeksi, cinta jarak jauh, atau ditipu oleh pasangan atau kekasih. Beberapa subjenis pada gangguan khayalan diketahui Pada subtipe cemburu, orang tersebut berkeyakinan bahwa pasangan atau kekasih tidak setia. Keyakinan ini didasari pada kesimpulan yang tidak benar oleh ‘bukti’ yang meragukan. Di bawah beberapa keadaan, serangan fisik kemungkinan menjadi bahaya yang signifikan. Pada subtipe penyiksa, orang tersebut percaya bahwa dia direncanakan untuk dilawan, diselidiki, difitnah, atau diganggu. Orang tersebut bisa mencoba berulang-kali untuk memperoleh keadilan dengan protes ke pengadilan dan para agen pemerintahan lainnya. Jarang, kekerasan kemungkinan dipilih untuk pembalasan penyiksaan yang dibayangkan. Pada subjenis somatik, orang tersebut terlalu disibukkan dengan fungsi atau atribut tubuh, seperti kelainan atau bau fisik yang dibayangkan. Khayalan tersebut bisa juga mengambil bentuk kondisi kesehatan umum yang dibayangkan, seperti infeksi parasit.

HIPOTESIS

A.  Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian sementara itu, menurut Arikunto (1995 : 71) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang di ajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Istilah hipotesis berasal dari gabungan kata hipo yang artinya dibawah dan tesis yang berakti kebenaran, jadi hipotesis berakti dibawah kebenaran artinya, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.

Thursday, March 24, 2011

Emosi harga diri dan integrasi kepribadian


A.      Pendahuluan
Pada dasarnya emosi dapat di katakan sebagai suatu pembawaan yang di pelajari dan di sadari. Kadang – kadang dinamakan kecenderungan yang di pelajari. Sedangkan pembawaan yang tidak di sadari , tapi di pelajari dinamakan komplek jiwa. Di katakan bahwa seseorang mempunyai rasa cinta kepada orang lain. Dan kita dapati bahwa ia cenderung kepada teman dalam bermacam – macam kesempatan, pengaruh yang berbeda dari satu keadaan kepada yang lainnya. Maka perasaan dalam hal ini menyerupai naluri. Naluri – seperti yang telah kita katakan – adalah kesediaan jiwa yang teransang dalam situasi tertentu. Akibat teransangnya hal ini terjadi lah emosi dan tindakan, dan tindakan itu di kehendaki oleh situasi yang merupakan salah satu faktor yang meransang naluri itu.
Pada umumnya , emosi itu bisa konkret dan bisa abstrak. Maka emosi yang kokret berkisar pada hal – hal yang dapat di raba  seperti orang dan benda. Adapun emosi yang  absrak terpusat pada pengertian. Seperti cinta akan keindahan, cinta harga diri, benci pada aniaya, menghargai yang kuat dan menghina khianat.

Thursday, March 17, 2011

Survey Permasalahan BK

Lapisan masyarakat yang mendapat perhatian utama dari layanan Bimbingan adalah generasi muda, kenyataan ini tidaklah mengherankan semua pihak, karena usia muda adalah suatu fase dimana seorang individu banyak menghadapi masalah khususnya dalam hal pengembangan diri dan pencarian jati diri, maka lembaga – lembaga pendidikan selayaknya memberikan perhatian penuh guna mendampingi dan membantu generasi muda dalam menyelesaikan tugas mengembangkan dirinya. Disinilah program layanan Bimbingan Konseling pada lembaga pendidikan diharapkan dapat membantu generasi muda ( anak didik ) agar dapat mengembangkan diri secara optimal.
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniahnya serta kehidupan dunia dan akhiratnya ( Prayitno, 2002 ). Pengembangan manusia adalah upaya pembudayaan dengan orientasi terbentuknnya manusia berbudaya, atau upaya pendidikan dengan orientasi terbinanya peranan individu di masyarakat dan upaya bimbingan dengan orientasi berkembangnya segenap potensi individu secara optimal dan kesemuanya dalam arti yang seluas – luasnya. Diharapkan manusia yang berkembang seperti itu akhirnya menjadi warga masyarakat yang berfungsi sebagai sumber daya manusi yang efektif bagi kehidupan kemanusiaan yang dinamis dan maju.

Monday, March 07, 2011

Layanan Bimbingan Konseling Sarat Nilai

Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), menulis sebuah artikel yang dimuat dalam harian Pikiran Rakyat, 6 September 2006, hal. 20 dengan judul tulisan “Layanan Bimbingan dan Konseling Sarat Nilai”. Isi tulisan kiranya dapat disarikan sebagai berikut :
Bahwa tugas seorang konselor adalah menyelenggarakan layanan kemanusiaan pada kawasan layanan yang bertujuan memandirikan individu dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengembilan keputusan tentang pendidikan, pilihan dan pemeliharaan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum.melalui pendidikan. Makna melalui pendidikan mengandung penekanan keharusan sinergi antara guru dan konselor.

Daftar Temuan