Written by SINTA WIJI ASTUTY on December 9, 2009 – 3:00 pm
Bullying merupakan aksi mengganggu atau menindas orang lain yang lebih lemah. Bullying dapat berupa tindakan diolok-olok, dikucilkan, dipukul, didorong, dan lain sebagainya. Bullying banyak terjadi di sekolah-sekolah. Studi menunjukkan dampak bullying bisa sangat serius bagi perkembangan pra-remaja. Bullying bahkan dapat menimbulkan kerusakan serius pada hidup anak.
Bullying dalam berbagai tingkat keparahan dapat terjadi sejak usia dini, contohnya sekolah dasar. Dr. Thomas P. Tarshis dari Amerika Serikat bersama rekannya membuat suatu pertanyaan sederhana yang dapat diisi dalam waktu 5 menit oleh murid Sekolah dasar (mulai dari kelas 3 SD) dan meminta 270 anak mengisinya. Hasilnya, hampir 90% anak kelas 3 sampai 6 SD mengaku pernah menjadi korban bullying. Sedangkan 59% mengaku pernah mengganggu temannya. Menurut Dr. Thomas P. Tarshis, bullying pada sebagian anak dapat berdampak serius terhadap kesehatan mental mereka.
Anak pelaku maupun korban bullying, khususnya laki-laki, beresiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental saat ia beranjak menjadi pria muda. Mereka yang sering menjadi pelaku bullying cenderung menunjukkan kelainan kepribadian antisosial dibandingkan dengan anak-anak lain yang seumur dengan mereka. Mereka juga tampak mengabaikan hukum dan hak-hak orang lain, berperilaku agresi, kejam. Anak laki-laki yang sering menjadi korban bullying cenderung mengalami peningkatan resiko gangguan kecemasan. Namun kelompok yang paling parah adalah mereka yang pernah menjadi pelaku sekaligus korban dari tindakan ini. Kelompok ini dapat menunjukkan antisosial sekaligus mengalami gangguan kecemasan.
Sangat penting bagi orangtua untuk menjalin kerjasama yang baik dengan para guru dan staf kesehatan sekolah untuk membantu anak-anak mereka. Dr. Thomas P. Tarshis menekankan bahwa jalan terbaik untuk memberantas bullying adalah melalui langkah yang komprehensif. Langkah-langkah ini tidak hanya ditargetkan kepada para murid, namun juga kepada para guru, pengelola sekolah, penjaga sekolah, dan orangtua sendiri. Program yang hanya ditargetkan kepada anak-anak saja, justru akan memperparah bullying. Tanamkan pemahaman kepada semua pihak bahwa bullying adalah perilaku yang tidak dapat diterima. Karena bullying akan sangat berdampak buruk bagi mental anak.
Sumber : Warnadunia.com/bullying-ganggu-kesehatan-mental-anak