Tuesday, July 21, 2009

Bimbingan Karir

Dasar-dasar Tujuan dan Prinsip-prinsip Bimbingan Karir
I. Dasar-dasar Pelaksanan Bimbingan Karir Disekolah.
Pelaksanaan layanan bimbingan karir disekolah kepada setiap pendidik dituntut untuk memahami dengan mendalam dan seksama mengenai dasar-dasar atau pokok-pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan bimbingan karir di sekolah.
Dasar-dasar atau pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan bimbingan karir disekolah diantaranya:
a) Perkembangan anak didik menuntut kemampuan melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
b) Sebagian hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja
c) Bimbingan karir diperlukan agar menghasilkan tenaga pembangunan yang cakap dan terampil dalam melakukan pekerjaan untuk pembangunan
d) Bimbingan karir diperlukan berdasarkan bahwa setiap pekerjaan atau jabatan menuntut persyaratan tertentu untuk melaksanakannya. Pekerjaan atau jabatan itupun menuntut persyaratan tertentu dari individu-individu yang melaksanakannya.
e) Bimbingan karir dilaksanakan disekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja
f) Manusia mampu berfikir secara rasional
g) Bimbingan karir dilandaskan pada nilai-nilai dan norma-norma yang cakup dalam falsafah pancasila
h) Bimbingan karir menjunjung tinggi nilai-nilai martabat manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

II. Tujuan-tujuan Bimbingan Karir Disekolah
Secara umum tujuan bimbingan karir disekolah ialah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya dalam pengmbilan keputusan, perencanaan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup
Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran bimbingan karir disekolah diantaranya:
a) Bimbingan karir dilaksanakan disekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept)
b) Bimbingan karir dilaksanakan di sekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya didunia kerja
c) Bimbingan karir dilaksanakan disekolah bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya.
d) Bimbingan karir dilaksanakan disekolah bertujuan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan berfikir agar mampu mengambil tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja
e) Bimbingan karir dilaksanakan disekolah bertujuanagar siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, berprakarsa dan sebagainya.

III. Prinsip-prinsip Bimbingan Karir Disekolah
Secara umum bimbingan karir disekolah diantaranya:
a) Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian karirnya secara tepat
b) Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karir itu adalah suatu jalan hidup dan pendidikan adalah suatu persiapan hidup.
c) Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya denga perkembangan sosial, pribadi dan perencanaan pendidikan karir.
d) Siswa perlu diberikan pemahaman tentang dimana dan mengapa mereka berada dalam suatu alur pendidikannya.
e) Pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karirnya
f) Siswa pada setiap tahap pendidikan hendaknya memiliki penjalanan yang berorientasi pada karir secara berarti dan realistik
g) Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep
h) Program bimbingan karir hendaknya memiliki tujuan untuk merangsang perkembangan pendidikan siswa
i) Program bimbingan karir disekolah diintegrasikan secara fungsional dalam program pendidikan dan bimbingan konseling
j) Program bimbingan karir disekolah hendaknya berpusat dikelas.

Tinjauan Sejarah Bimbingan Karir Secara Kronologis
Joy Brewer dalam bukunya yang berjudul “History of Vocational Konvidance (1942). Menyusun sejarah bimbingan karir secara cronologis sebagai berikut:

1836 Edward Hazen dalam bukunya yang berjudul The Panorama of Professions and Trades mengemukakan masalah-masalah yang menyangkut gerakan pengajaran jabatan atau karir di sekolah.

1841 Glaslow dalam bukunya The Book of Trades melaporkan bahwa tiap hari sabtu digunakan oleh selidah untuk mengunjungi pabrik dan took.

1899 John Sidney Stoddard dalam bukunya What Shall I Do? Mengungkapkan serangkaian laporan dari kelas imajiner terhadap lima puluh pekerjaan yang berbeda disimpan dari keuntungan dan kerugiannya.

1908 William A Wheatley menganjurkan untuk mengorganisir kursus yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan.

1910 Louis P. Nash dalam A Course of Study on Occupations menguraikan laporannya terhadap sekolah yang mendapat perhatian sepenuhnya dalam bimbingan jabatan atau karir.

1913 Komite selidah di Boston mendirikan suatu Departemen Informasi Jabatan kemudian dikirimkan ke sekolah-sekolah.

1915 W. Curson Ryan Jr. Memberikan komentar yang pertama tentang bimbingan karir dalam Vocational and Convidance Bulletin.
1916 Ginn and Company menerbitkan Occupations yang disusun oleh E.B.Gowin dan W.A. Wheatley dan dipergunakan secara luas oleh sekolah-sekolah.

1923 EJ. Wiley. Melaksanakan, memasukkan program studi jabatan dalam bahan kuliah.

1925. Marie. McNamara. Secara intensif memulai usaha bimbingan di rumah untuk para siswa sekolah menengah.

1930. Sekolah-sekolah di Chicago memperkenalkan kursus-kursus pilihan yang dikerjakan sendiri.

1949 kantor pendidikan Amerika melaporkan bahwa 158.098 orang siswa mengikuti kursus dalam jabatan atau karir.

1952 Sekolah-sekolah umum di Worcester, Mass. Memperkenalkan kursus mengenai pemahaman diri sendiri dan karir pada sekolah menengah dan yang sederajat.

1953. ER. Cvony. Dalam tesisnya An Evaluation of Teaching Job Finding and Job Orientien melaporkan bahwa alumnus SMA yang telah mendapat kursus dalam orientasi pekerjaan dan orientasi pendapatan menunjukkan rasa lebih puas dan mendapat lebih banyak penghasilan.

1955 N. Lowenstein. Dalam tesisnya The Offect Of an Occupation in School on Adjustment to College During the Fresh man Years melarorkan bahwa murid-murid yang telah menamatkan pendidikannya di SMA dan mengikuti kursus lebih baik dari pada yang tidak.

1957.ER. Cuony dan R. Hoppock dalam artikel mereka job Course Pays off Again, melaporkan bahwa dalam jangka waktu lima tahun berselan tindak lanjut penelitian. Orientasi pekerjaan dan pendapatan menunjukkan perkembangan bagi siswa yang mengikuti kursus.

1959 Academi OF Teachers Occupation mengadakan konvensi tahunan di Philadelphia.

1963. The State of Worth Curolina, mengembangkan pengenalandari pekerjaan, jabatan ataau karir berupa kursus pilihan untuk murid-murid kelas tiga SMA.

Dinamika Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karir.
Beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan karir diantaranya :
I. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Diri Individu
Factor-faktor ini meliputi :
a).kemampuan intelegensi
Pada hakikatnya tes intelegensi memiliki kecendrungan untuk mengukur kemampuan pembawaan yang ada pada diri individu. Perbedaan intelegensi itu bukanlah terletak pada kualitasnya tetapi pada taraf intelegensi itu sendiri.
b). Bakat
Bakat merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu untuk berkembang di masa yang akan mendatang.
c). Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
d). Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertent, yang cendrung stabil dimiliki oleh individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri.
e). Kepribadian
kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari system-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.

f). Nilai
nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Dimana nilai bagi manusia dipergunakan sebagai patokan dalam melakukan tindakan.
g). Hobi atau kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.kegemaran seserang dalam bidang karang-mengarang, tulis-menulis artikel,memiliki kecendrungan untuk menentukan arah pilihan jabatan yang sesuai dengan hobinya.
h).prestasi
Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih jabatan dikemudian hari.
i).Keterampilan
Keterampilan yang dapat pula diartikan sebagai cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau dapat diartikan sebagai penguasaan individu terhadap suatu perbuatan.
j).Penggunaan waktu senggang.
Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh diluar jam pelajaran disekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau rekreasi.
k). Aspirasi dan Pengetahuan Sekolah atau Pendidikan sambungan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya.
l). Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah.
m). Pengetahuan tentang dunia kerja
Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan, structural, promosi jabatan, gaji yang diterima hak dan kewajiban tempat pekerjaan itu berada dan lain2.
n). Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah
Kemampuan fisik dapat berupa tinggi badan, berat badan, gaya bicara, dsb.
o). Masalah dan keterbatasan Pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu.

II. Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap pola atau pilih jabatan
Disamping faktor yang ada dalam diri individu kelompok juga memililki kecendrungan yang berpengaruh terhadap pola pilihan jabatan. Kelompok tersebut terbagi:
a. Kelompok Primer
Kelompok primer yaitu kelompok yang erat hubungannya dengan individu. Kelompok ini diwarnai oleh bentuk-bentuk hubungan yang bersifat pribadi dan akrab dan terjadi secara terus menerus; keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki kemantapan dan kompak.
Murray, memandang keluarga itu sebagai suatu lembaga sosial, ia membagi fungsi keluarga itu atas dua dasar pokok, yang masing-masing disebut, basic and secondary yaitu:
• Fungsi dari keluarga itu tidaklah hanya mkerupakan sesatuan biologis, tetapi juga merupakan bagian dari hidup bermasyarakat (social cell).
• Bahwa keluarga itu mempunyai kewajiban untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan.
Faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan kelompok primer yang berpengaruh terhadap arah pilih jabatan, diantaranya;
• Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua
• Pendidikan tertinggi orang tua
• Tempat tinggal orang tua
• Status sosial ekonomi orang tua
• Sukku bangsa, agama, dan kepercayaan yang dianut orang tua
• Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua
• Harapan orang tua terhadap pendidikan anak
• Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman anaknya
• Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang tua terhadap anaknya
• Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga
• Hubungan dan sikap saudaranya terhdap anak
• Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang tua.

b. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder yaitu kelompok yang tidak erat hubungannya dengan individu tyetapi mempunyai tujuan yang sama. Kelompok ini didasarkan atas kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik kelompok itu.
Keberadaan dan aktifitas kelompok sekunder ini tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab, meskipun hubungan anggota tetap ada. Kelompok sekunder yang berpengaruh terhadap arah pilih jabatan anak diantaranya:
• Keadaan teman-teman sebaya
• Sifat dan sikap teman-teman sebaya
• Tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya

Beberapa Teori Pilihan Jabatan Atau Karir
I. Teori Pilihan Jabatan Atau Karir Menurut Anne Roe
Anne Roe. Guru besar pada universitas of Arizona, Amerika. Mengemukakan bahwa:
“Pola pengembangan arah pilih jabatan terutama sangat di tentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis.”

Sebagaimana tertulis dalam bukunya Theories of Vocational Choice (1956) Anne Roe mengemikakan pandangannya, sebagai berikut:


Hipotesa tentang hubungan antara pengalaman yang lalu dengan pilihan jabatan.
• Dasar hereditas kurang begitu penting
• Kemampuan khusus ditentukan oleh pengamatan individu itu sendiri
• Pilihan pekerjaan seseorang ditentukan pada kesan pertama atas perasaan puas atau tidak

II. Teori Perkembangan Jabatan Menurut Donald E.Super
Donald E.Super merencanakan suatu pendangan tentang perkembangan karir yang berlingkup luas. Karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor-faktor itu sebagian terdapat pada individu sendiri dan sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya berorientasi satu sama lain dan bersama membentuk proses perkembangan karir seseorang
Menurut Donald E.Super, proses perkembangan karir dibagi atas lima tahap, yaitu:
a) Fase Perkembangan (Growth)
Yaitu suatu fase perkembangan dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun. Dimana anak mengembangkan berbagai potensi, sikap, minat, dan kebutuhan
b) Fase Eksplorasi (Exploration)
Yaitu fase perkembangan dari umur 15 tahun sampai 24 tahun dimana seseorang memikirkan berbagai alternatif jabatan
c) Fase Pemantapan (Establishment)
Yaitu fase perkembangan dari umur 25 sampai 44 tahun yang bercirikan usaha pemantapan diri melalui pengalaman-pengalaman selama menjalani karir tertentu
d) Fase Pembinaan (Maintenance)
Yaitu fase perkembangan dari usia 45 sampai 64 tahun dimana orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya

e) Fase Kemunduran (Decline)
Yaitu fase dimana seseorang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepas jabatannya.

Kelima tahap/fase ini dipandang sebagai awan bagi munculnya sikap-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir (vocational development tasks)

III. Teori Pemilihan Jabatan Menurut Hoppock
Agar seseorang mempunyai pillihan yang tepat terhadap suatu jabatan, Hoppock mengemukakan teori pemilihan jabatan antara lain:
a) Pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau memenuhi kebutuhan, termasuk fisik dan psikologis
b) Pekerjaan jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan itu paling baik untuk memenuhi kebutuhannya
c) Pekerjaan jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya
d) Kebutuhan yang timbul mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan pada tujuan tertentu
e) Pemilihan pekerjaan, jabatan, atau karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang lebih mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya.
f) Informasi mengenai diri sendiri mempengaruhi pilihan pekerjaan, jabatan dan karir, karena dengan demikian seseorang akan mengetahui apa yang ia inginkan dan ia mengetahui pekerjaan yang tepat bagi potensi dirinya
g) Informasi mengenai jabatan akan membantu dalam pemilihan jabatan, karena informasi tersebut membantunya dalam menemukan apakah pekerjaan-pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya. Dan membantunya dalam mengantisipasi seberapa jauh kepuasan yang dapat diharapkan dalam suatu pekerjaan bila diperbandingkan.kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai atau tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang. Jadi, tingkat kepuasan ditentukan oleh perbandingan antara apa yang diperoleh dan apa yang diinginkan.
h) Kepuasan kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang atau dari suatu pekerjaan yang menyajikan terpenuhinya kebutuhan dimasa mendatang
i) Pilihan pekerjaan selalu dapat berubah

IV. Teori Pilihan Jabatan Menurut John L.Holland
Menurut Holland. Pilihan jabatan mencakup tiga ide dasar, yang masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Orang-orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu diantara enam tipe kepribadian, yakni:
• Tipe realistik (The Realistic Type)
• Tipe peneliti dan pengusut (The Investigative Type)
• Tipe seniman (The Artistic Type)
• Tipe sosial (The Social Type)
• Tipe pengusaha (The Enterprising Type)
• Tipe orang rutin (Conventional Type)
Makin mirip seseorang denga salah satui diantara enam tipe itu, semakin nampaklah padanya cirri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe yang bersangkutan.
b) Lingkungan, lingkungan yang didalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh lingkungan-lingkungan itu mendekati salah satu model lingkungan.
c) Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogeneity). Sehingga orang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan jabatan tertentu dan merasa puas.


V. Teori Pilihan Jabatan Menurut Peter M.Blau dan Kawan-kawan
Teori Blau dkk, lebih berorientasi pada metode behavioral. Berpendapat bahwa arah pilih pekerjaan adalah ciri-ciri psikis dari individu, proses motivasi dan strata status sosial dari orang tua individu dengan perincian sebagai berikut:
a) Skema konseptual (Conceptual Schema)
Pilihan pekerjaan merupakan suatu proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh barbagai faktor penghambat dan penunjang yang lebur dalam proses tersebut
b) Proses pilihan dan seleksi pekerjaan
Pilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan didorong oleh adanya faktor kecenderungan untuk mendapatkan sanjaran dan faktor pengharapan terhadap terjadinya perubahan
c) Faktor-faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan (Determinant of Occupational Entry).
Macam-macam faktor yang menentukan dalam memesuki pekerjaan diantaranya:
• Tuntutan anggota baru untuk dapat lebih maju mandapat hari libur atau cuti
• Faktor kebutuhan fungsional
• Faktor kebutuhan non fungsional
• Ganjaran (reward)
• Faktror informasi pekerjaa yang lengkap
• Keterampilan teknik pekerjaan
• Karakteristik sosial pekerja
• Faktor orientasi nilai masyarakat

VI. Teori Perkembangan Jabatan Menurut David V.Tiedeman
David mengemukakan bahwa: keputusan untuk memilih pekerjaan, jabatan atau karir tertentu merupakan suatu rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil individu pada tahap-tahap kehidupannya dimasa lampau


a) Perkembangan dan keputusan pekerjaan
Pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan periode antipasti dari periode implementasi yang yang menjadi inti dari perkembangan pekerjaan.
Pengambilan keputusan menurut David terbagi atas:
• Periode Antisipasi
Tingkah laku antisipasi itu sendiri bermanfaat danalisis tahap-tahap dalam periode ini. Termasuk yang relevan dalam periode ini yakni:
- Tahap Eksplorasi
- Tahap Kristalisasi
- Tahap Pemilihan
- Tahap Spesifikasi dan Klarifikasi
• Periode Implementasi
Implementasi dan penyesuaian digollongkan menjadi tiga tahap:
- Tahap Induksi
- Tahap Transisi
- Tahap Mempertahankan (maintenance)
b) Ketergantungan antara keputusan yang satu dengan yang lain dan perkembangan pekerjaan (Dependent Decesions and Vocarional)

Perkembangan kerja diidentikkan dengan perkembangan diri (self-development) dengan tujuan yang ingin dicapai ialah untuk mengadakan pilihan memasuki pekerjaan dan kemajuan dalam pendidikan dan pekerjaan yang ditempuh.
Antisipasi pada suatu saat tertentu memandang kepada satu atau lebih keputusan yang berpengaruh pada pola tindakan seseorang, menyangkut:
• Suatu keputusan tertentu yang sedang difikirkan
• Keputusan-keputusan terdahulu yang belum lengkap
• Keputusan-keputusan kemudian yang belum dilaksanakan




Pendidikan Karir
I. Pengertian Pendidikan Karir
Beberapa pengertian pendidikan karir, menurut para pakar:
a. American Institute for Research dalam bukunya: Career Education (1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir merupakan perkembangan kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhannya.”

b. Lois – Ellen Datta dan Corinne H.Rieder dalam bukunya Career Education In The National Institute Of Education: A Status Report (1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir dapat diartikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan kemampuan umum dan khusus untuk membantu individu dan kelompok.”

c. Kenneth. B.Hoyt dan Daryl Laramore dalam artikelnya The Counselor’s Role In Career Education (1974) mengemukakan:
“Pendidikan karir adalah totalitas dari usaha, jalan atau cara yang ditempuh dalam proses belajar dan berkaitan dengan pekerjaan.”

d. Edwin L.Herr. mengungkapkan:
“Pendidikan karir merupakan suatu proses perkembangan fasilitas karir untuk semua siswa yang bersumber dari modifikasi pengalaman-pengalaman baik disektor industri, bisnis, maupun rumah tangga.”

e. James C.Hansen, Richard R.Stevie dan Richard W.Warner dalam bukunya: Counseling: Theory and Process (1977). Mengemukakan:
“Pendidikan karir adalah suatu proses atau perkembangan yang bersifat seumur hidup yang bertujuan membantu individu memiliki kecakapan atau mempunyai pemahaman yang jelas tentang alternatif kerja.”

II. Model-model Pendidikan Karir
a) School – Base Comprehensive Career Education
Sebagian besar model ini menekankan pada pengembangan dan memperluas lapangan pendidikan karir. Yang dipelopori oleh Edwin L dengan unsur-unsurnya:


• Kesadaran karir (Career Awareness)
Merupakan bentuk pemahaman akan dunia kerja secara menyeluruh.
• Kesadaran diri (Self - Awareness)
Yaitu berbentuk kesadaran yang dimiliki siswa terhadap dirinya
• Apresiasi dan sikap (Apprecitions Attitudes)
Berupa suatu sistem nilai terhadap karir dan bagaimana peranannya
• Kemampuan pembuatan keputusan (Decision Making Skill)
Yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan pembuatan keputusan
• Kesadaran ekonomis (Economic Awareness)
Yakni kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor ekonomi, pola hidup dan pekerjaan
• Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi awal (Skill Awareness and Biginning Competence).
Berupa dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut untuk mengidentifikasi tujuan dari suatu tugas
• Keterampilan kecakapan bekerja (Employability Skill)
Yaitu berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung melakukan berbagai tugas secara tepat
• Kesadaran pendidikan (Educational Awareness)
Yaitu suatu bentuk pengenalan dari siswa tentang makna perkembangan keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan

b) Employer Base Career Educational Model
Model pendidikan karir ini basisnya adalah pekerja bermanfaat untuk merencanakan alternatif-alternatif yang lebih komprehensif pada pendidikan umum, yang dipelopori oleh Herr dengan tujuan sebagai berikut:
• Mengulangi dan memperkuat kompetensi pendidikan siswa serta minatnya
• Menyediakan kesempatan kepada siswa dalam berbagai macam kegiatan
• Mengembangkan kekuatan konsep diri (self-concept)
• Menyediakan bermacam-macam informasi yang tepat kepada siswa

c) Homem - Base Career Education Medel
Model ini basisnya adalah keluarga menitikberatkan kepada pemberian penerangan untuk individu.
d) Rural Residential – Based Career Education Model
Model pendidikan karir ini meletakkan basisnya pada pendidikan pedesaan dengan menitikberatkan pada pekerja dibawah umur dan berbagai macam masalah keluarga pedesaan.

III. Tujuan Pendidikan
Institusi program pendidikan karir di sekolah-sekolah pada umumnya bertujuan:
a) Membantu para siswa untuk mengeksplorasi terhadap sekelompok pekerjaan
b) Menyiapkan berbagai informasi tentang karir
c) Menyiapkan dan melengkapi siswa dengan kemampuan umum dan khusus
d) Menyiapkan berbagai bentuk konselor kepada para siswa

IV. Pendidikan Karir dan Konselor
Dalam pelaksanaan pendidikan karir, konselor professional sebagai bagian dari staf yang menangani program pelaksanaan pendidikan karir memiliki perasaaan yang penting dan ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program layanan pendidikan karir.
American Personel and Guidance Association mengemukakan enam statement tentang fungsi konselor dalam pendidikan karir, yakni:
a) Melengkapi kepemimpinan dalam identifikai dan implementasi program
b) Melengkapi kepemimpinan dalam asimilasi dan aplikasi dari metode
c) Melengkapi kepemimpinan dalam identifikasi, klasifikasi dan manfaat diri
d) Melengkapi kepemimpinan dalam menhapus perbedaan ras, suku dan sebagainya
e) Melengkapi kepemimpinan dalam memperluas serta menetapkan bermacam-macam alat perlengkapan yang cocok
f) Melengkapi kepemimpinan dalam mengutamakan pentingnya menempatkan fungsi konseling karir dalam program pendidikan karir.


B. Saran


Buku yang digunakan oleh penulis ini pada dasarnya sudah cukup memadai. akan tetapi, menurut hemat penulis buku ini agak terlalu bertele-tele dalam menjelaskan sesuatu masalah. sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu kejenuhan terhadap pembaca dalam mempelajarinya.





DAFTAR PUSTAKA


Karso,1984.Pengantar Kurikulum SMA 1989, Pengelolaan Dan Orientasi,Bandung,Setia Budi.

Mapiare,Andi.1984,Pengantar Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,Surabaya,Usaha Nasional.

Thayeb Munrihu,Prof.Muhammad.Pengantar bimbingan dan konseling karir,Jakarta.Bumi Aksara

Sukardi,Drs.Dewa Ketut.1989,Bimbingan Dan Konseling Karir di sekolah-sekolah,jakarta,Ghalia indonesia.
W. S, Winkel. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Bahrul Falah. 1987. Konstribusi Orientasi Nilai Pekerjaan dan Informasi Karier terhadap Kematangan Karier (Skripsi). Bandung : PPB-FIP IKIP Bandung.
Hattari. 1983. Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan Developmental. Jakarta : BP3K.
Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat.

Prayitno Erman Amti. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.
.
Gani, R. A. (1987). Bimbingan karir. Jakarta: Angkasa.


No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...

( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)

Daftar Temuan