Tuesday, March 29, 2011

HIPOTESIS

A.  Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian sementara itu, menurut Arikunto (1995 : 71) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang di ajukan dalam penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Istilah hipotesis berasal dari gabungan kata hipo yang artinya dibawah dan tesis yang berakti kebenaran, jadi hipotesis berakti dibawah kebenaran artinya, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
B.  Jenis-jenis Hipotesis
1.    Hipesis dilihat dari kategori rumusannya
Yatim Riyanto membagi hipotesis kedalam 2 bagian yaitu :
1.      hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada ia hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
Contoh : tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
2.      hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
Contoh : ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
 
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu :
1.        hipotesis terarah (Direction hypotheses) yaitu hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel dependent. Misalnya siswa diajar dengan metode inquiry lebih tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yagn diajarkan dengan menggunakan metode curah pendapat.
2.        hipotesis tak terarah (non Directional hypotheses) yaitu hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak dalam tugas bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Fraenkel dan wailen (1990 : 42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah bahwa peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan dilakukan.
3.      contoh : ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar Tanya jawab dan PBL terhadap prestasi belajar Mahasiswa FKIP.

Cara merumuskan hipotesis
Suatu hipotesis haruslah secara sederhana sehingga akan dapat diuji kebenarannya oleh peneliti lainnya. Dalam penelitian korelasional, rumusan hipotesis adalah dalam bentuk pertanyaan adanya hubungan antara satu variabel atau lebih variabel lainnya. Rumusan yang menyatakan “harapan” kesimpulan sementara adanya dan seberapa kuat hubungan itu akan memberi petunjuk berbagai mana langkah pengujian hubungan itu.
Hipotesis dapat muncul dari 3 sumber, yaitu :
a.    dari pengalaman dan dugaan si peneliti sendiri
b.    mencermati hasil-hasil penelitian sebelumnya
c.    berdasarkan teori-teori yang sudah terbentuk


2.    Hipotesis Dilihat Dari Sifat Variabel Yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996 : 14) berdasarkan sifat yang akan di uji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :       
- hipotesis tentang hubungan
- hipotesis tentang perbedaan

Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis ayng mneyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional. Hubungan antara variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996 : 14-15) dapat dibendakan menjadi tiga hal, yaitu :
a        hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
Contoh : “hubungan antara kemampuan fisika dan kimia”. Nilai fisika mempunyai hubungan sejajar dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan hubungan sebab akibat dan timbal balik. Nilai fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi dan sebaliknya, kedua memiliki hubungan mugkin disebabkan karena factor lain, mungkin kebiasaan mereka berfikir logis (tentang ke IPA an) sehingga mengakibatkan adanya hubungan antara keduanya.
b        hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
c        hubungan menunjukkan pada sebab akibat, tetapi tidak timbal balik.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang mneyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang bebrbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.


3.        Hipotesis Dilihat Dari Keluasaan Atau Lingkup Variabel Yang Diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor.
contoh hipotesis mayor    : “bahwa kemiskinan menjadi sebab kejahatan”.
contoh hipotesis minor     : “ada hubungan positif antara derajat kemiskinan dengan tinggi rendahnya frekuensi pencurian”.

C.    Karakteristik Hipotesis Yang Baik
Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al (dalam Arief Furchan, 1982 : 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996 : 16) al sebagai berikut :
a        hipotesis harus mempunyai daya penjelas.
hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih variabel.
b        hipotesis harus dapat diuji.
hipotesis hendanya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Tidak bertentangan dengan teori atau hukum-hukum yang sebelumnya sudah mapan.
c        hipotesis hendanya sederhana dan seringkas mungkin sedangkan menurut John W. Best (1972) dalam Yatim Riyanto (1996 : 16) bahwa cirri-ciri hipotesis yang baik adalah :
1.    biasa diterima oleh akal sehat.
2.    konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui
3.    rumusannya dinyatakan sedemikian rupa, sehingga dapat diuji
4.    dinyatakan dalam bentuk perumusan yang sederhana dan jelas


D.    Pengujian Hipotesis
Mengenal pegujian hipotesis, menurut Donald Ary etal (dalam Arif furchan, 1982 : 133) dan Yatim Riyanto (1996 : 16-17) bahwa untuk mengaji hipotesis, peneliti perlu :
1.      menarik kesimpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
2.      memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut dapat terjadi atau tidak.
3.      menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapt dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Dalam pengujian hipotesis, hipotesis tersebut lulus dari tes empiris dan tes logika. Hipotesis diuji secara empiris, yang biasanya menggunakan statistic inferensial, yang selanjutkan hasil perhitungannya di konsultasikan dengan angka koefisiensi ayng terhadap dalm table teoritis.
Hipotesis tidak selalu harus ada dalam penelitian. Ada penelitian yang tanpa harus mengajukan dan merumuskan hipotesis, yakni apabila peneliti tidak atau belum dapat menentukan prediksi jawaban terhadap hasil penelitian. Hal ini bukan berakti penelitian tanpa hipotesis lebih rendah  kualitasnya dibandingkan dengan penelitian berhipotesis.
Penelitian yang biasanya tanpa hipotesis diantaranya adalah :
1.      penelitian deskriptif
2.      penelitian historis
3.      penelitian evaluasi


Daftar Pustaka
Judul : Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Dra. Nurul Zuriah, M. Si
Penerbit           : Bumi Aksara
Tempat terbit   : Jakarta Maret 2006

Metodologi Penelitian Pendidikan Drs. Rusdin Pohan
Penerbit           : Ar - Rijal Institute

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...

( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)

Daftar Temuan