Untuk mengatasi pergeseran akhlak dan kemungkinan masuknya aliran punk ke sekolah-sekolah, guru BK diminta terus menerus memberi pemahaman dan mengawasi perubahan sikap para siswa. “Jika perludihukum, ya, dihukum. Tak perlu takut dengan HAM jika yang dilakukan benar-benar untuk mendidik,” ujarnya seraya meminta pengertian semua pihak terhadap tugas guru. Sementara Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rusdi Aries mengatakan, sebenarnya tanggung jawab anak-anak bermasalah bukan tugas guru BK. Tapi merupakan tugas walikelas. “Sedangkan guru BK lebih pada pembinaan siswa dalam menentukan karirnya setelah mereka tamat sekolah,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Nusantara Indah, Nelly Sihombing mengatakan, pihaknya bersama ILO kembali mengadakan refreshment training bagi guru BK. Hal ini dilakukan sebagai dukungan dalam memberikan akses kepada kaum muda di sekolah dan luar sekolah masuk ke dunia kerja dengan memperbaiki kualitas dari layanan konseling karir dan pendidikan. Nelly mengatakan, guru BK di Aceh masih sangat kurang. Dari total lebih 400 guru BK yang dilatih, ternyata 73 persen di antara mereka adalah guru bidang studi yang diperbantukan. Padahal, tambah Nelly, idealnya satu guru BK menangani 150 siswa. Akibat minimnya guru BK, kata Nelly, menyebabkan guru bidang studi yang ditugaskan sebagai guru BK tidak full time menangani bimbingan karir dan permasalahan yang dihadapi anak di sekolah. Sebab, guru bidang studi tersebut masih harus mengajar mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.(sir)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...
( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)