Pendahuluan
Gangguan kepribadian merupakan gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian negatif dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial seseorang.
Gangguan Kepribadian ada yang kontinum sehingga mereka dapat ringan sampai lebih parah dalam hal bagaimana luas dan untuk menunjukkan sejauh mana seseorang fitur gangguan kepribadian tertentu. Sementara kebanyakan orang dapat hidup cukup normal dengan gangguan kepribadian ringan (atau lebih sederhana, ciri-ciri kepribadian), selama masa stres meningkat atau tekanan-tekanan eksternal (pekerjaan, keluarga, hubungan baru, dll). Gejala dari gangguan kepribadian akan mendapatkan kekuatan dan mulai serius mengganggu fungsi emosional dan psikologis mereka.
A. Gangguan kepribadian
Kaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya, kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Sedangkan gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.
Dalam definisi lain, Gangguan Kepribadian dapat di artikan sebagai istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi. Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian. Secara umum, memiliki gangguan kepribadian berarti memiliki kaku dan berpotensi merusak diri sendiri atau merendahkan diri-pola berpikir dan berperilaku tidak peduli pada situasinya. Hal ini menyebabkan stress dalam hidup atau gangguan dari kemampuan untuk beraktivitas rutin di tempat kerja, sekolah atau situasi sosial lain.
Dalam beberapa kasus, kemungkinan penderita tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan kepribadian karena cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi si penderita, dan penderita mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.
Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri-gambar; kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses; kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls yang tepat.
Gangguan ini datang bersama-sama untuk menciptakan suatu pola perilaku meresap dan pengalaman batin yang sangat berbeda dari norma-norma budaya dan individu yang sering cenderung disajikan dalam perilaku yang muncul lebih dramatis dari apa yang masyarakat anggap biasa. Oleh karena itu, mereka yang memiliki gangguan kepribadian sering mengalami konflik dengan orang lain dan sebaliknya. Ada sepuluh jenis gangguan kepribadian yang ada, yang semua memiliki berbagai penekanan.
Ada banyak potensi sebagai penyebab gangguan kepribadian karena ada orang yang menderita dari mereka. Mereka dapat disebabkan oleh kombinasi asuhan orangtua, kepribadian seseorang dan pembangunan sosial, serta faktor genetik dan biologis. Penelitian telah menyebabkan tidak dipersempit untuk faktor apapun saat ini.
B. penyebab munculnya gangguan kepribadian
a. Faktor genetika
Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
b. Faktor tempramental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
c. Faktor biologis
Hormon. Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.
Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadarandari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.
Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat
d. Faktor psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.
C. Jenis – jenis gangguan kepribadian
Jenis – jenis gangguan kepribadian ini dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok/kategori, yakni:
a. Kelompok aneh/eksentrik
Kelompok aneh / eksentrik terdiri dari tiga diagnosis – gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal. Simtom – sintom gangguan tersebut memiliki bebera[a kesamaan dengan sintom – simtom skizofrenia, terutama dengan sintom ringan dalam fase prodormal dan residual.
F Gangguan kepribadian paranoid
gangguan kepribadian paranoid merupakan gangguan yang berbentuk kesalahan seseorang dalam mengartikan perilaku orang lain sebagai suatu hal yang bertujuan menyerang atau merendahkan dirinya. Gangguan biasa muncul pada masa dewasa awal yang mana merupakan manifestasi dari rasa tidak percaya dan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang lain sehingga menghasilkan kesalahpahaman atas tindakan orang lain sebagai sesuatu yang akan merugikan dirinya.
Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain, selain itu mereka pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan. Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di dalam lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana dan bersama siapa saja mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati dan dimanfaatkan oleh orang lain.
Gejala/ciri penderita
Beberapa gejala yang ditunjukan dalam gangguan kepribadian paranoid antara lain adalah:
1. Kecurigaan yang sangat berlebihan.
2. Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
3. Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
4. Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
5. Isolasi sosial.
6. Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
7. Sikap tidak terpengaruh.
8. Rasa permusuhan.
9. Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian, cedera atau kelalaian.
10. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.
11. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.
12. Kurang memiliki rasa humor.
Mereka yang memiliki gangguan ini menunjukan kebutuhan yang tinggi terhadap mencukupi dirinya, terkesan kaku dan bahkan memberikan tuduhan kepada orang lain. Dikarenakan perilaku menghindar mereka terhadap kedekatan dengan orang lain menjadikan mereka terlihat sangat penuh perhitungan dalam bertindak dan juga berkesan dingin. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan gangguan ini ditemukan pada pria dibandingkan pada perempuan.
Penyebab
Secara spesifik penyebab dari munculnya gangguan ini masih belum diketahui, namun seringkali dalam suatu kasus muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih mempengaruhi. Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.
F Gangguan kepribadian schizoid
Pasien yang mengalami gangguan ini tidak menginginkan atau menikmati hubungan sosial dan biasanya tidak memiliki teman akrab. Mereka tampak tumpul, datar, dan menyendiri serta tidak mempunyai perasaan hangat serta tulus kepada orang lain.mereka jarang memiliki emosi kuat, tidak tertarik pada hubungan seks, dan hanya mengalami sedikit aktivitas yang menyenangkan (Torgersen, Kringlen, & Cramer,2001 dalam Davidson,Neale,Kring, 2004).
Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”
Gejala /ciri schizoid personality disorder
§ Lemahnya kemampuan interpersonal
§ Kesulitan mengeskpresikan kemarahan, bahkan ketika di provokasi
§ “Penyendiri” mentalitas; menghindari situasi sosial
§ Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri dan tidak bisa terikat dengan orang
§ Rendah gairah seksual
§ Tidak responsif pada pujian atau kritik
F Gangguan kepribadian schizotypal
Para pasien yang mengalami gangguan ini biasanya memiliki kesulitan dalam hubungan interpersoanal yang terjadi dalam kepribadian schzoid dan kecemasan sosial berlebihan yang tidak berkurang setelah setelah mereka mengenal orang – orang di sekitarnya.
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
Gejala personality disorder schizotypal:
§ Aneh ata tingkah laku atau penampilan eksentrik
§ Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal
§ Sulit untuk mengikuti pola bicara
§ Perasaan cemas dalam situasi sosial
§ Kecurigaan dan paranoia
§ Suka berfikir mengenai kepercayaan aneh atau magis
§ Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain
b. Kelompok dramatik/ eratik
Kelompok dramatik merupakan kelompok / kategori pasien yang mengalami sintom – sintom yang sangat bervariasi, mulai dari perilaku yang sangat variabel hingga harga diri yang melambung, ekspresi emosional yang berlebihan, dan perilaku antisosial.
F Gangguan kepribadian ambang
Merupakan suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderita tidak memiliki rasa diri yang jelas dan konsisten serta tidak pernah memiliki kepastian dalam nilai – nilai, loyalitas, dan pilihan karier mereka. Mereka tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki rasa takut di abaikan, dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi dan perasaaan kosong yang kronis, mereka seringkali mencoba bunuh diri dan melakukan tindakan memutilasi diri sendiri.(Davidson, Neale,Kring, 2004)
Ciri – ciri penderita gangguan kepribadian
§ Berupaya keras untuk mencegah agar tidak di abaikan
§ Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal
§ Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil
§ Perilaku impulsif
§ Perilaku bunuh diri (berupa sinyal atau sungguh – sungguh mencoba)
§ Kelabilan emosional yang ekstrem
§ Perasaan kosong yang kronis
§ Sangat sulit mengendalikan kemarahan
§ Pikiran paranoid dan sintom – sintom disosiatif yang di picu oleh stres.
F Gangguan kepribadian histrionik
Gangguan histrionik membuat penderita menunjukkan emosi yang berlebihan, walaupun demikian diperkirakan memiliki kedangkalan emosi dan berpusat pada diri sendiri, akan tetapi mereka sangat mudah di penuhi.
Ciri – ciri penderita gangguan histrionik
§ Kebutuhan besar untuk menjadi pusat perhatian
§ Perilaku tidak senonoh secara seksual dan tidak pantas
§ Perubahan ekspresi emosi secara cepat
§ Memanfaatkan penampilan fisik untuk menarik perhatian
§ Berbicara tidak tepat
§ Berlebihan
§ Sangat mudah di sugesti
§ Menyalah artikan hubungan
F Gangguan kepribadian narsistik
Orang – orang dengan gangguan narsistik memiliki pandangan berlebihan mengenai keunikan dan kemampuan mereka. Mereka terfokus dengan berbagai fantasi keberhasilan besar
Ciri – ciri penderitan narsistik
§ Pandangan yang di besar – besarkan mengenai pentingnya diri sendiri
§ Terfokus pada keberhasilan
§ Kebutuhan ekstrem untuk di puja
§ Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan sesuatu
§ Kecenderungan memanfaatkan orang lain
§ Iri pada orang lain
F Gangguan kepribadian anti sosial dan psikopati
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensi nya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhanorang lain.
Gejala gangguan kepribadian anti sosial
§ Mengabaikan untuk perasaan orang lain
§ Impulsif dan tidak bertanggung jawab
§ Kurangny rasa penyesalan karena merugiakn orang lain
§ Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya
§ Mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain
Gangguan psikopati
Merupakan suatu gangguan kepribadian yang memiliki ciri utama kemiskinan emosi, baik positif maupun negatif. Penderita gangguan ini tidak memiliki rasa malu bahkan perasaan positif yang nampak hanyalah sebuah kepura – puraan. Mereka juga tidak mampu belajar dari pengalamannya karena kadar kemasan yang rendah. Penampilan penderita menawan dan memanipulasi orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi.
c. Kelompok pencemas/ketakutan
F Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant)
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak denganorang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Gejala/ciri kepribadian avoidant
§ Keengganan dalam relasi sosial
§ Terobsesi dengan tolakan atau kritikan dalam situasi sosial
§ Takut dianggapa memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru
§ Miskin cita diri
§ Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah
§ Menciptakan kehidupan fantasi rumit
F Gangguan kepribadian dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
Gejala/ciri gangguan dependent
§ Kesulitan membuat keputusan
§ Perasaan tidak berdaya saat sendirian
§ Berfikir ingin bunuh diri
§ Pasrah
§ Merasa terpuruk jika di kritik
§ Tak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari – hari.
F Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Gejala /ciri gangguan kepribadian obsesif-kompulsif:
§ mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
§ suka dengan ketertiban
§ kaku
§ Kurang murah hati
§ terlalu fokus pada detail dan aturan
§ suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan
D. Terapi terhadap gangguan kepribadian
Perawatan yang terbaik untuk seseorang dengan gangguan kepribadian tergantung pada jenis gangguan kepribadian yang dialami. Sering kali, sebuah pendekatan tim yang sesuai untuk memastikan semua psikiatri, medis dan kebutuhan sosial terpenuhi. Karena gangguan kepribadian cenderung menjadi kronis dan kadang-kadang dapat berlangsung lebih dari kehidupan dewasa, penderita mungkin perlu pengobatan jangka panjang.
Tim yang terlibat dalam perawatan mungkin termasuk:
§ Keluarga atau dokter perawat
§ Psikiater
§ Psikoterapis
§ Apoteker
§ Anggota keluarga
§ Pekerja sosial
Jika seseorang merasa memiliki gejala-gejala ringan yang terkontrol dengan baik, kemungkinan hanya perlu perawatan dari dokter, psikiater atau terapis. Pilihan perawatan antara lain dengan psikoterapi, obat-obatan, atau perawatan rumah sakit.
Penanggulangan terhadap gangguan paranoid
Perawatan untuk gangguan kepribadian paranoid akan sangat efektif untuk mengendalikan paranoia (perasaan curiga berlebih) penderita, namun hal itu akan selalu menjadi sulit dikarenakan penderita akan selalu memiliki kecurigaan kepada dokter atau terapis yang merawatnya. Jika dibiarkan saja maka keadaan penderita akan menjadi lebih kronis. Perawatan yang dilakukan, meliputi sistem perawatan utama dan juga perawatan yang berada di luar perawatan utama (suplement), seperti program untuk mengembangkan diri, dukungan dari keluarga, ceramah, perawatan di rumah, membangun sikap jujur kepad diri sendiri, kesemuanya akan menyempurnakan dan membantu proses penyembuhan penderita. Sehingga diharapkan konsekuensi sosial terburuk yang biasa terjadi dari gangguan ini, seperti perpecahan keluarga, kehilangan pekerjaan dan juga tempat tinggal dapat dihindari untuk dialami oleh si penderita.
Medikasi atau pengobatan untuk gangguan kepribadian paranoid secara umum tidaklah mendukung, kecenderungan yang timbul biasanya adalah meningkatnya rasa curiga dari pasien yang pada akhirnya melakukan penarikan diri dari terapi yang telah dijalani. Para ahli menunjuk pada bentuk perawatan yang lebih berfokus kepada kondisi spesifik dari gangguan tersebut seperti kecemasan dan juga delusi, dimana perasaan tersebut yang menjadi masalah utama perusak fungsi normal mental penderita. namun untuk penanggulangan secara cepat terhadap penderita yang membutuhkan penanganan gawat darurat maka penggunaan obat sangatlah membantu, seperti ketika penderita mulai kehilangan kendali dirinya seperti mengamuk dan menyerang orang lain.
Psikoterapi merupakan perawatan yang paling menjanjikan bagi para penderita gangguan kepribadian paranoid. Orang-orang yang menderita penyakit ini memiliki masalah mendasar yang membutuhkan terapi intensif. Hubungan yang baik antara terapis dengan klien kunci kesembuhan klien. Walau masih sangat sulit untuk membangun suatu hubungan yang baik dikarenakan suatu keragu-raguan yang timbul serta kecurigaan dari diri klien terhadap terapis.
Walau penderita gangguan kepribadian paranoid biasanya memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan perawatan, namun sering kali juga mereka sendiri juga lah yang menghentikan proses penyembuhan secara prematur ditengah jalan. Demikian juga dengan pembangunan rasa saling percaya yang dilakukan oleh sang terapis terhadap klien, dimana membutuhkan perhatian yang lebih, namun kemungkinan akan tetap rumit untuk dapat mengarahkan klien walaupun tahap membangun rasa kepercayaan telah terselesaikan.
Kemungkinan jangka panjang untuk penderita gangguan kepribadian paranoid bersifat kurang baik, kebanyakan yang terjadi terhadap penderita dikemudian hari adalah menetapnya sifat yang sudah ada sepanjang hidup mereka, namun dengan penanganan yang efektif serta bersifat konsisten maka kesembuhan bagi penderita jelas masih terbuka.
Metode pengembangan diri secara berkelompok dapat dilakukan kepada penderita walau memiliki kesulitan saat pelaksanaannya. Kecurigaan tingkat tinggi dan rasa tidak percaya pada penderita akan membuat kehadiran kelompok pendukung menjadi tidak berguna atau bahkan lebih parahnya dapat bersifat merusak bagi diri penderita.
sumber:
Gerald Davidson, Neale, & Kring "psikologi abnormal " Gramedia jakarta
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...
( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)