Al qur’an dan hadist adalah pedoman hidup ummat islam yang selalu menuntun mereka dalam semua aspek kehidupan, salah satu bidang penting di bahas dalam dua sumber ini adalah masalah keguruan. Hadist merupakan penterjemah dan penafsir utama terhadap al qur’an. Tidak berlebihan jika di katakan bahwa kurikulum pendidikan islam adalah al qur’an dan metodenya adalah hadits Nabi.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menetukan dalam suatu sistem pendidikan, karena ia merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum mempunyai aspek utama yang menjadi ciri – cirinya sebagaimana yang diungkapkan oleh hasan langgulung, yaitu:
1. Tujuan – tujuan pendidikan yang ingin di capai oleh kurikulum itu
2. Ilmu pengetahuan , data – data, aktivitas ata pengalaman darimana terbentuk kurikulum.
3. Metode dan cara pembelajaran dan bimbingan yang diikuti subyek didik untuk mendorong mereka ke arah tujuan yang telah di tetapkan.
4. Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang dirancangkan dalam kurikulum
Dalam al qur’an dan hadits di temukan kerangka dasar yang dapat di jadikan sebagai pedoman lapangan pendidikan islam. Kerangka dasar yang di maksud adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tuntunan al quran bahwa yang menjadi kurikulum inti (intra – cuiculer) pendidikan islam adalah “tauhid” dan harus di mantapkan sebagai unsur pokok yang tak dapat di rubah. Pemantapan kalimat tauhid ini sudah dimulai semenjak bayi dilahirkan dengan memperdengarkan azan dan iqamah.
2. Perintah membaca ayat – ayat ilahi baik ayat kauniyah maupun quliyah
Dengan demikian, dilihat dari kerangka dasar yang pertama yaitu tauhid, maka lapangan pendidikan islam di sini adalah ketauhidan dalam seluruh dimensi kehidupan umat manusia. Baik dalam hubungan vertikal maupun aspek horizontal yakni hubungan antara manusia dengan sesama manusia, dan antara manusia dan alam sekitarnya. Tauhid semacam inilah yang dapat menyusun pergaulan secara harmonis sesamanya, termasuk di dalamnya pergaulan dalam proses pendidikan.
Kerangka dasar yang kedua, yaitu : wahyu pertama yang di turunkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. merupakan pembentukan pribadi keilmuannya. Lima ayat pertam yang di turunkan, jelas sekali mengarah pada proses seseorang memperoleh ilmu. Yaitu melalui bacaan, penulisan dan belajar mengajar. Tidak salah kalau di katakan bahwa Nabi Muhammad merupakan seorang guru pertama dalam agama islam.
Apa yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad dalam rangka membangun pendidikan islam yang tepat perlu kita teladani. Keilmuan Nabi Muhammad adalah al qur’an seluruhnya. Kebersihan hati dan kelapangan dadanya sudah jelas dalam sejarah hidupnya. Tak pernah dia manaruh rasa benci dan dendam sedikitpun pada orang lain, walaupu terhadap musuhnya. Dalam menyampaikan ajaran agama atau ilmu tidak sedikitpun mengharap imbalan harta yang melimpah, tapi yang lebih di utamaka adalah peningkatan kualitas manusia dan keadilan sehingga nantinya akan terwujud kesejahteraan bersama. Berkat prinsip – prinsip yang di pegangi ini dia telah berhasil membawa masyarakat jahiliyah padang pasir menjadi masyarakat yang bertamaddun dan berperadaban tinggi.
Sumber:
Prof, Dr M Hasbi Amiruddin, Integrasi ilmu dan agama islam,Banda Aceh,
Ar- Raniry Press, 2009
Dr. M. Nasir Budiman, MA, pendidikan dalam perspektif al qur’an, Jakarta, Madani Press,2001
Hasan langgulung,Beberapa pemikiran tentang pendidikan,Bandung, Al ma’arif, I, 1980
Muhaimin ,konsep pendidikan islam, telaah komponan dasar kurikulum,Solo ,Rahmadani,I, 1990
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...
( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)