Thursday, March 24, 2011

Emosi harga diri dan integrasi kepribadian


A.      Pendahuluan
Pada dasarnya emosi dapat di katakan sebagai suatu pembawaan yang di pelajari dan di sadari. Kadang – kadang dinamakan kecenderungan yang di pelajari. Sedangkan pembawaan yang tidak di sadari , tapi di pelajari dinamakan komplek jiwa. Di katakan bahwa seseorang mempunyai rasa cinta kepada orang lain. Dan kita dapati bahwa ia cenderung kepada teman dalam bermacam – macam kesempatan, pengaruh yang berbeda dari satu keadaan kepada yang lainnya. Maka perasaan dalam hal ini menyerupai naluri. Naluri – seperti yang telah kita katakan – adalah kesediaan jiwa yang teransang dalam situasi tertentu. Akibat teransangnya hal ini terjadi lah emosi dan tindakan, dan tindakan itu di kehendaki oleh situasi yang merupakan salah satu faktor yang meransang naluri itu.
Pada umumnya , emosi itu bisa konkret dan bisa abstrak. Maka emosi yang kokret berkisar pada hal – hal yang dapat di raba  seperti orang dan benda. Adapun emosi yang  absrak terpusat pada pengertian. Seperti cinta akan keindahan, cinta harga diri, benci pada aniaya, menghargai yang kuat dan menghina khianat.
B.      Emosi Harga Diri Dan Integrasi Kepribadian
Apabila terjadi konflik jiwa antara sejumlah dorongan – dorongan, maka biasanya dalam hal itu ada usaha untuk menghentikan konflik tersebut, usaha tersebut menghendaki suatu tenaga, yang seyogyanya dapat di gunakan di luar dengan cara yang produktif, dari pada di habiskan di dalam diri dengan cara yang tidak ada bekasnya. Hal ini dapat di umpamakan dengan pertentangan terjadi antara dua dorongan, maka seseorang akan menjadi bimbang diantara keduanya, kebimbangan tersebut tidak akan hilang, kecuali jika salah satu atau kedua dorongan tersebut terpenuhi. Misalkan saja seseorang merasakan kebutuhan akan uang, lalu salah seorang temannya menitipkan uang untuk di sampaikan kepada orang ketiga, otomatis ia akan memilih salah satu dari tiga cara:
1.       Uang itu akan di serahkan kepada yang berhak tanpa ada rasa ragu
2.       Uang itu diambil untuk  dirinya sendiri, atau di tangguhkan penyerahannya setelah kebutuhannya terpenuhi dan telah ada uang padanya.
Terjadi konflik dalam dirinya antara ingin memenuhi kebutuhannya dan ingin menjadi orang yang di percaya. Artinya konflik terjadi antara dorongan yang saling menarik ke arah yang berlainan. Akibat dari konflik tersebut adalah keragu – raguan, kemudian salah satu dorongan menang terhadap yang lain. Dari contoh ini terdapat dua dorongan, yakni dorongan yang berdasarkan akhlak dan berdasarkan naluri. Yang membedakan antara keduanya adalah pandangan terhadap diri. Pandangan tersebut bkerja secara explisit dalam keadaan bimbang dan konflik. Dan bekerja inflisit dalam emosi.
                Emosi yang pusatnya adalah pandangan orang terhadap dirinya – dalam hal ini – emosi harga diri ialah yang meransang dalam diri, sehingga orang merasa malu akan dirinya, apabila ia melakukan satu pekerjaan yang tidak di sukai untuk dirinya. Ia merasa senang apabila ia mencapai apa yang cocok dengan pandangannya tersebut.
               
Mc. Dougall berpendapat bahwa emosi harga diri itu , adalah pengatur utama bagi kelakuan atau pimpinan tertinggi bagi semua dorongan. Inilah yang menentukan kekuatan kepribadian, kesatuan sikapnya,keserasian perbuatannya, kebulatan dorongannya, maupun keseimbangan tingkah lakunya. Emosi ini harga diri ini laksana pemimpin dalam sebuah organisasi. Demikian pula halnya dengan dorongan – dorongan fitri dan unsur – unsur kepribadian yang bermacam – macam, berkelompok – kelompok dalam bentuk emosi dan masing – masing kelompok ini barada di bawah kendali emosi. Emosi harga diri ini tersimpan di bawah emosi yang lain. Jika emosi yang meonjol telah tersusun, maka tersusun pula emosi harga diri ini. Misalnya, orang yang yang di kuasai oleh emosi cinta harta, akan merasa aman dan terhormat berhubungan dengan harta. Dengan demikian cintanya kepada harta, tunduk kepada pendapat tentang diri, sebagai orang yang terhormat dan tentram. Dalam hal ini kekuatan kepribadian itu menjadi jelas dan sempurna.

Sumber:
Prof.Dr.Abdul ‘Aziz El -  Quussy, ilmu jiwa prinsip prinsip dan implementasi dalam pendidikan jakarta 1976 bulan bintang
Mc. Douglas, social psychology Chs. V – IX
Mc. Douglas, Outline Of Psychology. Chs XVII
Banks , F ,C onduct and ability

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas Komentar yang anda berikan,,
Semoga dapat menjadi motivasi bagi kami penulis atau pengelola agar lebih baik...

( Maaf Komentar yang berisikan kata tidak senonoh/tidak sopan/mengandung unsur sara tidak dapat kami tampilkan)

Daftar Temuan